Rabu, 11 November 2009

Pada suatu hari Allah berkata kepada Nuh, "Aku akan menurunkan hujan yang lebat ke atas bumi. Hujan akan turun dengan amat derasnya dan sangat lama sehingga daratan di bumi akan ditutupi air. Kau akan memerlukan sebuah kapal untuk menjaga keselamatanmu dan semua orang yang baik dan supaya kalian tidak hanyut ketika daratan ini ditutupi air. Engkau harus segera mulai membuat sebuah perahu yang besar. Engkau harus memperingatkan semua orang."
Nuh dan anak-anaknya bekerja selama berhari-hari membuat perahu itu. "Grek! grek! grek!" bunyi gergaji. "Tok! tok! tok!" bunyi palu dipukul. "Ha! Ha! Ha!" terdengar tawa orang banyak. Mereka tidak percaya bahwa hujan akan turun sangat lebat sehingga mereka akan membutuhkan sebuah perahu.
Akhirnya perahu itu selesai. Kemudian Allah menyuruh setiap jenis binatang dan burung masuk ke dalam perahu itu bersama dengan Nuh dan keluarganya. Sepasang demi sepasang binatang itu masuk. Satu jantan dan satu betina.
"Bum, bum, bum," bunyi langkah gajah yang besar dan berat. "Plok, plok, plok," bunyi langkah unta yang tinggi dan berbulu kasar. "Klop, klop, klop," bunyi langkah kuda yang tangkas dan gagah. Kelinci yang kecil dan pemalu datang sambil meloncat-loncat. "Pit, pit, pit," kicau burung-burung dan semua binatang masuk sepasang demi sepasang ke dalam kapal.
Ketika semua orang dan semua binatang telah berada di dalam kapal, Allah menutup pintunya.
Kemudian hujan mulai turun sepanjang hari. "Tik, tik, tik, tik," tetesan air hujan jatuh menimpa kapal Nuh. "Tik, tik, tik, tik" hujan makin lama makin deras. Sepanjang hari hujan terus turun, sepanjang malam dan juga hari-hari berikutnya. Hujan turun terus- menerus berhari-hari. Hari demi hari, air naik semakin tinggi.
Mula-mula daratan digenangi air. Kemudian rumah-rumah tertutup air. Lalu pohon-pohon yang paling tinggi pun tertutup air. Akhirnya, puncak gunung yang paling tinggi tertutup air. Tetapi Nuh dan keluarganya dan semua binatang selamat di dalam perahu yang besar itu. Allah memelihara mereka.
Setelah empat puluh hari Allah menghentikan hujan. Matahari mulai bersinar. Angin mulai bertiup dan air mulai surut. Setiap hari semakin surut. Mula-mula puncak gunung dapat terlihat, kemudian pucuk-pucuk pohon, lalu daratan.
Ketika daratan telah kering, Allah menyuruh Nuh ke luar dari kapalnya. Nuh membuka pintu perahu itu dan semua binatang dan burung itu pun keluar. Betapa senangnya berada di daratan yang kering lagi. Burung-burung mengembangkan sayap mereka dan terbang di langit yang biru. Binatang-binatang kecil berlari-larian dan melompat-lompat. Binatang-binatang besar melemaskan otot-otot mereka dan berjalan ke luar, sementara mereka mencari rumput dan buah arbei untuk dimakan.
Tetapi, Nuh dan keluarganya berdoa kepada Allah. "Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah, karena Engkau telah memelihara kami," kata mereka. "Kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah menyelamatkan kami sehingga kami tidak tenggelam." (Perlihatkan gambar Nuh Mengucap Syukur/Janji Pelangi, No.3)

  • Marilah kita memuji Allah seperti yang dilakukan Nuh dan keluarganya.
  • Marilah kita menutup mata dan menundukkan kepala serta bersyukur kepada Allah Bapa di surga karena Ia telah memelihara kita.

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates